Kaliwedine
>
Kabar Kaliwedi
>
234 Desa Terancam Longsor dan Banjir
Sumber: https://radarbanyumas.co.id/234-desa-terancam-longsor-dan-banjir/
PURWOKERTO – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banyumas melakukan pemetaan terhadap wilayah di Kabupaten Banyumas yang rawan longsor dan banjir. Dari hasil pemetaan, ada 234 desa di 27 kecamatan yang berpotensi mengalami longsor dan banjir pada musim penghujan. Kepala BPBD Banyumas Prasetyo Budi Widodo melalui Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Banyumas Eri Cahyono mengatakan, hingga saat ini luasan wilayah yang terancam bencana longsor dan banjir memang bertambah banyak, jika dibandingkan tahun lalu yang hanya 58 desa. Hal itu didasarkan dari pemetaan yang dilakukan BPBD berdasarkan potensi bencana yang ada di masing-masing wilayah. “Masing-masing daerah memiliki potensi bencana yang berbeda-beda, terutama untuk wilayah yang berada di dataran tinggi, dataran rendah, hingga wilayah-wilayah yang berada di dekat sungai-sungai besar,” katanya. Dijelaskan, tidak hanya daerah pinggiran yang berpotensi bencana seperti banjir dan longsor, wilayah di perkotaan juga memiliki potensi yang sama, terutama yang berada di dekat sungai. Terkait antisipasi bencana tersebut, lanjut Eri, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, khususnya untuk mengurangi potensi banjir dan longsor di beberapa daerah rawan. Untuk antisipasi longsor, saat ini BPBD sudah memasang early warning system (EWS) di Desa Baseh Kecamatan Kedungbanteng dan Desa Kaliwedi Kecamatan Kebasen. Menurut Eri, EWS berfungsi sebagai pendeteksi dini adanya gejala atau pergerakan tanah di wilayah rawan longsor, sehingga masyarakat bisa segera mengungsi jika terjadi hal-hal yang berbahaya. “Tidak hanya itu, kita juga sudah melakukan beberapa sosialisasi kepada warga, terutama untuk mewaspadai rekahan-rekahan tanah yang muncul pasca musim kemarau ini. Selain itu, warga juga diberi pengetahuan mengenai perubahan warna mata air, sehingga warga bisa lebih waspada,” tegasnya. Untuk antisipasi banjir, pihaknya juga sudah merencanakan pembuatan kontinjensi banjir di Desa Plangkapan Kecamatan Tambak. Sedangkan untuk antisipasi banjir di wilayah perkotaan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan DCKKTR dan SDABM, terutama untuk normalisasi sungai dan drainase. “Sampai saat ini permasalahan banjir yang kerap terjadi di wilayah perkotaan lebih disebabkan karena permasalahan drainase. Namun tidak menutup kemungkinan terjadi luapan sungai mengingat kondisi sungai yang saat ini penuh dengan sampah,” jelasnya. Tidak hanya banjir dan longsor, pihaknya juga mengingatkan warga untuk mewaspadai bencana angin yang biasanya berbarengan dengan turunnya hujan. Seperti diketahui, untuk anggaran penanggulangan bencana di tahun 2015 ini, BPBD mengalokasikan anggaran sekitar Rp 1,2 miliar, yang terbagi menjadi beberapa kegiatan seperti pencegahan, rehabilitasi, hingga bantuan berupa logistik. Dibandingkan tahun lalu, anggaran penanggulangan bencana tahun ini dinilai masih sama. Hanya saja untuk alokasi anggaran logistik, di tahun ini memang disiapkan lebih banyak dari tahun sebelumnya mencapai Rp 600 juta hingga Rp 700 juta. “Itu karena untuk antisipasi bantuan bencana kebakaran yang saat ini menjadi tanggung jawab BPBD, berupa bantuan material bangunan,” tegasnya. (bay/sus)
BPBD BANYUMAS MEMASANG EARLY WARNING SYSTEM DI DESA KALIWEDI
Langganan:
Posting Komentar (Atom)